Eoman – Apakah Anda puas dengan sistem pendidikan di Indonesia? Mungkin masih banyak yang akan menjawab. Mulai dari program yang sering berubah menurut menteri hingga semrawutnya pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PPDB) tahun ini, harus diakui bahwa sistem pendidikan di tanah air masih menyimpan banyak masalah. Bagaimana dengan sistem pendidikan di negara lain? Mari kita lihat negara-negara yang dikatakan memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
1. Finlandia
Untuk mempersiapkan mental, anak-anak Finlandia tidak mulai sekolah sampai mereka berusia 7 tahun. Cara belajarnya juga cukup unik. Setelah 45 menit belajar, mereka berhak istirahat 15 menit. Anak SD di Finlandia hanya bersekolah selama 5 jam sehari! Sedangkan mahasiswa dan pelajar SMA mengikuti sistem seperti di perguruan tinggi untuk dapat memilih mata kuliah favoritnya.
Pemerintah juga sangat memperhatikan para pendidik. Guru di Finlandia berpenghasilan dua kali lipat dari guru di Amerika Serikat. Mereka juga dibiayai oleh pemerintah untuk mendapatkan gelar master. Dengan kualitas yang terjamin, guru dianggap berada pada posisi terbaik untuk menilai siswanya. Jadi tidak perlu ada ujian nasional! Namun anak-anak sekolah Finlandia masih pintar. Tingkat pendidikan juga merata karena pemerintah membuat semua biaya kuliah gratis.
2. Denmark
Dari sisi pendidikan, pihak sekolah tidak banyak memberikan tekanan. Pembelajaran di sekolah dasar sebenarnya dipadukan dengan kegiatan bermain. Nilai ujian dan peringkat juga bukan fokus utama. Karena orang Denmark menganggap penting untuk menikmati proses belajar. Keistimewaan lainnya adalah adanya pelajaran empati bagi siswa selama satu jam setiap minggunya. Anda dipersilakan untuk mendiskusikan masalah dan mencari solusi bersama dalam suasana santai.
3. Korea Selatan
Siswa Korea Selatan memiliki keterampilan matematika, sains, dan literasi yang lebih baik daripada siswa lain di dunia. Dari mana kecerdasan ini berasal? Tentu saja ketekunan dan kerja keras untuk belajar setiap hari. Orang Korea Selatan selalu terobsesi dengan pendidikan. Mereka percaya bahwa pendidikan dapat mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, ujian masuk universitas dipandang sebagai kesempatan hidup atau mati. Karena universitas yang bagus bisa mengantarkan mereka ke pekerjaan yang bergengsi.
Untuk menghadapi ujian universitas yang sangat penting, mahasiswa Korea Selatan hanya rela tidur 4-5 jam sehari. Mereka belajar di sekolah pagi pada pukul 3 sore. Setelah itu, mereka belajar mandiri di sekolah hingga hampir tengah malam. Banyak juga yang memilih untuk belajar di hagwon atau pusat bimbingan belajar. Demi mendapatkan tempat bimbingan belajar yang terbaik, mereka rela mengeluarkan biaya sebanyak-banyaknya! Namun, tekanannya juga tinggi, itulah sebabnya banyak yang merasa stres.
4. Hong Kong
Anak-anak di Hong Kong umumnya mulai sekolah pada usia 3 tahun di taman kanak-kanak. Setelah itu, mereka akan melanjutkan TK. Setelah sekolah dasar, siswa akan didorong untuk menguasai bahasa Cina dan Inggris. Sistem pendidikan Hong Kong dipengaruhi oleh sistem Inggris seperti yang dijajah oleh negara tersebut. Hong Kong juga memiliki sekolah dengan kualitas standar internasional yang baik. Selain itu, mereka mengutamakan kualitas staf pengajar. Selain bidang akademik, mahasiswa juga mempelajari keterampilan interpersonal dan keterampilan praktis untuk membiasakan mereka bekerja.
5. Norwegia
Bagi para pendidik Norwegia, pengembangan kepribadian siswa merupakan perhatian utama. Setiap siswa diperlakukan dengan baik, dihargai bakat dan minatnya, kemudian dipersiapkan untuk hidup mandiri. Ukuran keberhasilan di Norwegia tidak besar, sehingga dapat dicapai dengan upaya yang realistis dan terukur. Tak heran, tingkat kepuasan hidup masyarakatnya cukup tinggi membuat Norwegia menjadi salah satu negara paling bahagia di dunia. Selain itu, pendidikan berkualitas baik ditawarkan kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial, budaya dan daerah mereka.
Inilah negara-negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Dingin! Beberapa dari sistem ini sangat berbeda dengan yang digunakan di Indonesia dan mungkin tidak dapat diterapkan sepenuhnya di Indonesia. Namun ada beberapa poin penting yang bisa diambil dari masing-masing negara sebagai pelajaran.
Sumber: